Halaman

Jumat, 17 Februari 2012

TIP BELAJAR KELOMPOK UNTUK MAHASISWA

Belajar kelompok adalah salah satu metode belajar yang bisa diandalkan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Dengan belajar kelompok siswa diajarkan untuk saling bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai permasalahan dan solusi yang tepat dalam menyelesaikan soal-soal yang ada. Namun belajar kelompok terkadang menjadi tidak efisien karena berubah menjadi acara bercanda dan ngrumpi. Berikut adalah 7 Tips Belajar Kelompok yang Efisien: 1. Jumlah anggota kelompok maksimal adalah 5 orang. Dengan anggota kelompok yang tidak terlalu banyak diharapkan siswa bisa lebih focus dalam berdiskusi. 2. Tentukan materi belajar jauh-jauh hari sebelum belajar kelompok dilaksanakan. Menentukan materi belajar sebelum belajar kelompok dilakukan adalah sangat penting agar semua anggota bisa mempersiapkan diri terhadap materi yang akan didiskusikan. 3. Waktu belajar kelompok minimal 2 jam tiap pertemuan dan dilakukan 3 kali dalam seminggu. Waktu belajar yang efektif adalah siang hari atau sore hari setelah istirahat di rumah. Usahakan agar setiap anggota datang tepat pada waktunya di tempat yang disepakati sebelumnya. 4. Ciptakan suasana belajar yang serius tapi santai. Setiap anggota kelompok diharapkan untuk fokus terhadap materi yang didiskusikan. Hindari bercanda yang berkepanjangan atau bermain HP saat belajar kelompok. Apabila anda teman yang bercanda terlalu lama jangan sungkan untuk menegurnya demi tercapainya tujuan belajar kelompok. 5. Pilihlah tempat belajar yang nyaman dan tenang, jauh dari televisi atau keramaian. Tempat belajar kelompok yang tenang dan nyaman sangat membantu dalam meningkatkan konsentrasi dalam proses belajar dan berdiskusi. 6. Manfaatkan waktu untuk mengerjakan soal-soal yang telah disepakati. Tiap-tiap anggota harus mengerjakan soalnya sendiri-sendiri. Apabila ada anggota yang tidak bisa mengerjakan suatu soal, anggota yang lain harus menjelaskan kepadanya sampai ia mengerti. Janganlah sungkan untuk bertanya apabila tidak bisa mengerjakan soal. Bila semua anggota kelompok tidak ada yang mampu, catatlah soal tersebut untuk ditanyakan kepada guru di sekolah. 7. Jangan sungkan-sungkan membantu menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain. Semakin sering anda menjelaskan suatu materi kepada orang lain maka semakin dalam juga penguasaan anda terhadap materi tersebut. sumber : http://www.ujianku.com

Kamis, 16 Februari 2012

MANAJEMEN KELAS

Secara umum kesadaran masyarakat memang semakin bangkit bahwa tidak ada guru, tidak ada pendidikan, dan tidak ada proses pencerdasan. Dalam kerangka ini kehadiran guru sebagai agen utama proses pendidikan dan pembelajaran semakin diakui dalam perjalanan sejarah peradaban umat manusia. Produk kerja guru menjadi simbol kemajuan peradaban. Mereka merupakan pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahakan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan efektif jika guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi standar mutu atau norma etik tertentu. Dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, sebutan “guru” mencakup : (1) guru itu sendiri, baik guru kelas, guru bidang studi, maupun guru bimbingan dan konseling atau guru bimbingan karier; (2) guru dengan tugas tambahan sebagai kepala sekolah; (3) guru dalam jabatan pengawas. Mereka ini merupakan tenaga profesional. Secara formal, untuk menjadi profesional guru dipersyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimum dan bersertifikat pendidik. Guru-guru yang memenuhi kriteria profesional inilah yang akan mampu menjalankan fungsi utamanya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yakni berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Guru profesional dituntut memiliki kompetensi sebagai agen pembelajaran. Kompetensi dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, atau akademik, dan sosial. Kompetensi pedagogik dan sosial berkaitan erat dengan bagaimana interaksi guru dan siswa dapat dikelola sehingga mampu mewujudkan proses pembelajaran yang efektif. Termasuk dalam ranah kompetensi ini adalah kemampuan guru dalam melaksanakan manajemen kelas yang kondusif untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Dalam kamus Webster kata educator berarti educationist atau educationalist yang padanannya dalam bahasa Indonesia adalah pendidik, atau ahli pendidikan. Kata guru (bahasa Indonesia) merupakan padanan dari kata teacher (bahasa Inggris). Dalam Kamus Webster, kata teacher bermakna the person who teach, especially in school, atau guru adalah seseorang yang mengajar, khususnya di sekolah. Sebagai perbandingan atas “cakupan” sebutan guru ini, di Filipina, seperti tertuang dalam Republic Act 7784, kata guru (teachers) dalam makna luas adalah semua tenaga kependidikan yang menyelenggarakan tugas-tugas pembelajaran di kelas untuk beberapa mata pelajaran, termasuk paktik atau seni vokasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (elementary and secondary level). Istilah guru juga mencakup individu-individu yang melakukan tugas bimbingan dan konseling, supervisi pembelajaran di institusi pendidikan atau sekolah-sekolah negeri dan swasta, teknisi sekolah, urusan administratif. Guru juga bermakna lulusan pendidikan yang telah lulus ujian negara (government examination) untuk menjadi guru, meskipun belum secara aktual bekerja sebagai guru. Pada setiap proses pembelajaran di kelas, guru dan siswa terlibat dalam proses edukasi yang khas. Interaksi guru dan siswa merupakan inti proses pembelajaran dengan isi kurikulum sebagai fokus transformasi pembelajaran itu berjalan efektif, moderat, atau tidak efektif. Dalam Undang-Undang (UU) No. 14 Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Bagi penulis, tugas guru yang lain adalah mengelola kelas. Kata “manajemen” awalnya hanya sangat popular di dunia bisnis komersial. Di dunia pendidikan lebih di kenal istilah “administrasi” Karena itu, di lingkungan institusi pendidikan sangat popular istilah administrasi pendidikan, administrasi sekolah, dan adminstrasi kelas. Jika ditilik proses kerja atau fungsi organiknya, administrasi dan manajemen boleh dikatakan sama. Istilah manajemen sudah begitu dikenal pada masyarakat yang berperadaban modern, demikian juga kata kelas. Terminologi manajemen kelas (classroom management) dibangun oleh dua kata, yaitu manajemen (management) dan kelas dalam makna ruang kelas (classroom). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) kelas didefinisikan sebagai ruang tempat belajar di sekolah. Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary (1986) mendefinisikan kelas (class) sebagai group of students taught together atau occation when this group meets to be taught. Dengan demikian, kelas merupakan sekelompok siswa yang belajar bersama atau suatu wahana ketika kelompok itu menjalani proses pembelajaran pada tempat dan waktu yang diformat secara formal. Classroom, oleh Hornby (1986) didefinisikan sebagai room where a class of pupils or students is taught atau ruang tempat sekelompok siswa belajar atau menjalani proses pembelajaran. Pada tataran paling awam, kelas bermakna “tingkatan” untuk menunjukkan status atau posisi siswa di sekolah tertentu, misalnya kelas I, kelas II, dan sebagainya. Secara tradisional manajemen kelas didefinisikan sebagai setiap usaha guru untuk mempertahankan disiplin atau ketertiban kelas. Konsepsi ini dibangun atas dasar asumsi bahwa kelas yang disiplin, dimana siswa masuk tepat waktu, duduk di tempat yang ditentukan, patuh secara penuh terhadap guru, tidak melirik ke kiri dan ke kanan secara “liar”, menerima kehadiran guru secara patuh, tidak ada suara berisik, dan lain-lain merupakan faktor sukses kegiatan pembelajaran. Pola manajemen pembelajaran, karena itu dilakukan secara otoriter, yakni guru menjadi sentral dari semua perilaku interaksi pembelajaran itu. Konsep modern memandang manajemen kelas sebagai proses mengorganisasikan segala sumber daya kelas bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber daya itu diorganisasikan untuk memecahkan aneka masalah yang menjadi kendala proses pembelajaran, sekaligus membangun situasi kelas yang kondusif secara terus-menerus. Tugas guru di sini adalah menciptakan, memperbaiki, dan memelihara situasi kelas yang cerdas. Situasi yang cerdas itulah yang mendukung siswa dapat mengukur, mengembangkan, dan memelihara stabilitas kemampuan, bakat, minat, dan energi yang dimilikinya untuk menjalankan tugas-tugas pendidikan dan pembelajaran. Secara lebih terperinci, J.M. Cooper (1977) merumuskan lima definisi mengenai manajemen kelas. 1. Manajemen kelas dipandang sebagai suatu proses untuk mengendalikan atau mengontrol perilaku siswa di dalam kelas. Definisi ini diwarnai oleh ancangan manajemen yang bersifat otoritatif, di mana guru melakukan tugas utama sebagai pencipta dan pemelihara suasana kelas agar tetap tertib. Pendekatan otoriter dalam manajemen kelas menjadikan siswa di dalam kelas sebagai ukuran keberhasilan dalam mengelola kelas. 2. Manajemen kelas merupakan upaya menciptakan kebebasan atau semangat egaliter bagi diri siswa. Konsepsi ini dibangun atas asumsi bahwa dalam diri siswa terdapat potensi untuk bebas dan tugas guru adalah memaksimalkan kebebasan itu. Inisiatif guru menciptakan kebebasan secara alami bagi siswanya adalah sah dan sejalan dengan kaidah dasar proses kemanusiaan bahwa dalam diri manusia ada naluri alami untuk tidak berada dalam ikatan hidup yang ketat. 3. Manajemen kelas dipandang sebagai suatu proses memodifikasi perilaku siswa (srudent behavioral modification). Kata lainnya, manajemen kelas merupakan proses mengubah perilaku siswa, dari perilaku yang mengalami deviasi atau penyimpangan ke perilaku tugas yang produktif (on task behavior), baik di dalam maupun di luar kelas dalam lingkup kampus sekolah. Perubahan perilaku siswa, karena itu, dimaksudkan agar tingkah laku mereka yang tidak diharapkan dapat dikurangi atau bahkan ditiadakan. 4. Manajemen kelas dipandang sebagai proses menciptakan suasana sosioemosional yang positif di dalam kelas. Asumsi dasar pandangan ini adalah proses pembelajaran di kelas akan berkembang secara maksimal manakala iklim positif tercipta. Iklim positif itu tercipta manakala terjadi hubungan interpersonal yang kondusif antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Termasuk hubungan yang kondusif antara guru dengan tata usaha sekolah. Dalam makna luas hubungan itu mencakup interaksi yang kondusif antara warga sekolah dengan warga sekitar dan orang tua siswa. 5. Manajemen kelas dipandang sebagai upaya pemberdayaan (empowering) sebuah sistem sosial atau proses kelompok belajar siswa (group processess) sebagai intinya. Sistem sosial dimaksud bisa dipandang “bersahaja” dan bisa distrukturkan. Kata “bersahaja” bermakna bahwa siswa berada pada posisi dan memiliki status yang sama dengan rekan-rekannya. Kata ini juga bisa bermakna dalam kerangka proses pembelajaran, di mana siswa memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk belajar di kelas dengan memanfaatkan potensi yang ada. Kata “distrukturkan” mengandung makna bahwa di kelas itu ada ketua kelas, wakil ketua kelas, kelompok siswa menurut piket harian, dan lain-lain. Oleh karena itu, manajemen kelas dapat didefinisikan sebagai seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.

TEKNIK MENGAJAR YANG BAIK

Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Berikut ini ada beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi dikelas : Sebelum Menyampaikan Materi : 1. Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap. 2. Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy atau disalin oleh siswa, sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus kepada siswa. 3. Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini dibuat agar anda tahu kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa, sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan berikutnya. 4. Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih ekstra agar nilainya tidak jatuh. Saat di Kelas : 1. Buatlah suasana yang menarik dan tidak membosankan, untuk itu anda harus banyak latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode ajar anda dapat diterima dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang dan terlalu disiplin terkadang akan membentuk siswa yang keras juga, untuk itu buatlah siswa takut karena hormat kepada anda dan bukan takut karena hukuman anda. Pernah ada siswa yang sangat nakal, namun ia justru malu dan takut dengan salah satu guru yang sangat dihormatinya. Berikan perhatian anda dengan penuh kasih sayang, bukan mencari kesalahan mereka.. 2. Buatlah quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila waktu tidak memungkinkan lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya… hal ini dapat menjadi indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah diterima dengan baik oleh siswa. Saya banyak mengalami quiz dilakukan hanya di awal materi, hal ini hanya membuang waktu dan tidak efisien karena secara logika tentunya siswa belum mengetahui materi yang akan disampaikan. Kalo soal quiznya materi hari kemaren itu namanya ulangan… jadi perlu bedakan antara quiz dengan ulangan yach… 3. Sampaikan materi dengan menyampaikan point-point pentingnya saja, jangan terlalu banyak bertele-tele atau terlalu banyak bercerita yang bukan dalam ruang lingkup materi anda. Untuk materi eksak, perbanyaklah contoh soal… sampaikan perlahan dan buat agar siswa juga sama2 ikut berfikir. 4. Lakukan sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya jawab, pancinglah siswa agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya anda bersenda gurau disela-sela penyampaian materi agar tidak terlalu tegang. 5. Pekerjaan Rumah (PR) dapat anda berikan setiap akhir penyampaian materi, namun bila ternyata itu tidak efektif misalnya banyak yang tidak mengerjakan atau ternyata banyak yang saling mencontek pekerjaan teman2nya sebaiknya metode PR nya anda ubah misal dengan beda soal tiap siswa atau cara lainnya. 6. Anda perlu melakukan evaluasi terhadap cara anda mengajar, ini bisa dilakukan dengan memberikan questioner pada siswa terhadap cara mengajar anda. 7. Anda juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan membaca soal satu persatu dan mahasiswa langsung menjawab.. anda berikan waktu yang terbatas untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1 kemudian langsung dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2 kemudian siswa menjawab, demikian seterusnya… metode ini membuat siswa berfikir cepat dan tidak dapat mencontek. Selamat mengabdi, didiklah anak kita untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan datang… Semoga Bermanfaat.

Kamis, 09 Februari 2012

Sebelumnya pernah saya tulis tentang 12 cara berkomunikasi yang baik , disini saya mencoba untuk melengkapi dengan hambatan-hambatan berkomunikasi. Berikut hambatan-hambatan tersebut : 1. Ekspresikan amarah, kekecewaan atrau frstasi dalam “pesan-pesan saya” (“saya tidak suka kalau ada orang berbohong tentang saya”), bukan “pesan-pesan kamu” (“ kamu bohong tentang saya”) 2. Fokuslah kepada masalahnya (“saya tidak suka kalu loker saya diacak-acak”) bukan orangnya (“sudah saya duga kalau berbagi loker denganmu pasti tidak beres”) 3. Ingatlah bahwa hewan yang terpojok akan menggigit dan mencakar. Berikanlah selalu lawan bicaramu jalan keluar (“saya yakin kamu tidak bermaksud melukai perasaan saya”). Jangan memojokkannya (“Saya tahu kamu sengaja melakukannya!”) 4. Dengarkanlah tanpa membela diri. Semua orang mungkin salah termasuk kamu sendiri. 5. Jangan biarkan dirimu menjadi korban. Jangan mau disalahkan atas sesuatu yang tidak kamu perbuat. Bertahanlah tanpa menyerang. 6. Katakanlah kamu menyesal kalau perlu. 7. Carilah kebaikan pada lawan bicaramu, seandainya pun sulit. Jelaskanlah bahwa kamu peduli kepadanya (“kamu kan teman saya dan saya benar-benar mau membantu”) 8. Carilah kesamaan – sesuatu yang bisa kamu sepakati. 9. Cobalah tetap tenang, apapun yang terjadi. 10. Adakanlah urun rembuk bersama untuk menemukan solusinya. Cobalah mencapai kesepakatan tentang apa yang paling baik diperbuat. Laksanakanlah kesepakatanmu itu. 11. Kalau upaya-upaya terbaikmu tidak berhasil, libatkanlah pihak ketiga. Carilah penengah atau orang dewasa untuk membantumu membicarakan masalahmu. 12. Kalau komunikasi lisan tidak berhasil, cobalah menulis surat. Tetapi tundalah setidaknya satu hari sebelum mengirimkannya. Mungkin saja kamu berubah pikiran tentang apa yang ingin kamu sampaikan.

Komunikasi baik

12 cara berkomunikasi yang baik yaitu : 1. Berbicaralah dengan jelas. 2. Dengarkanlah apa yang diucapkan lawan bicaramu dan berikan respon yang baik. Pandanglah lawan bicaramu. 3. Peliharalah kontak mata pada tingkatan yang sama-sama antara terus menatap dengan saling menghindari tatapan. Cobalah menangkap petunjuk-petunjuk tentang bagaimana yang leluasa bagi lawan bicaramu. 4. Berupayalah semampumu untuk memahami apa maksud lawan bicaramu, kalau ada sesuatu yang tidak kamu pahami, tanyakanlah. 5. Pekalah terhadap bahasa tubuh dan petunjuk-petunjuk lisan-punyamu maupun lawan bicaramu. Tampillah peka dan berminat. Amatilah tanda-tanda kalau lawan bicaramu kehilangann minat, ingin mengubah topiknya atau perlu mengakhiri percakapannya. 6. Berikanlah umpan baik kalau diminta. Mintalah juga umpan balik. 7. Berikanlah contoh-contoh untuk mendukung apa maksudmu. 8. Berikanlah pendapatmu kalau diminta. 9. Bergantianlah berbicara. 10. Sesuaikanlah tingkat dan bahasa lawan bicaramu. Umpamanya, kamu tentu akan berbicara dengan cara yang berbeda kepada seorang anak daripada kepada seorang dewasa (gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana, bukan omongan bayi). 11. Dengarkanlah permintaan lawan bicaramu (ini tidak selalu datang dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan langsung). 12. Gunakan intuisimu. Terkadang kata-kata tidak perlu dan kamu bisa berkomunikasi dengan perasaan, ekspresi, gerak-gerik. Larangan yang perlu diingat 1. Jangan terlalu ingin tahu 2. Jangan bergosip 3. Jangan menginterupsi 4. Jangan mengganti topiknya. 5. Jangan menentang atau mengoreksi apa yang dikatakan lawan bicaramu. 6. Jangan sesumbar 7. Jangan tertidur.

Rabu, 08 Februari 2012

Alasan Wanita banyak BICARA

Inilah salah satu yang membedakan antara wanita dan pria. Mengapa ini bisa terjadi. Dan apa yang terjadi Pada masa lalu sehingga bisa terjadi seperti ini Untuk menjelaskannya Sebaiknya kita Aktifkan Dulu Mesin Waktu dan kembali ke Puluhan Ribu tahun yang lalu. Saat dimana Species Manusia belum menjadi penguasa bumi…. dan Pada masa itu….Para wanita menghabiskan sebagian besar waktunya tinggal di goa. Sedangkan para pria dewasa berburu untuk mencari makan. Saat berada di Goa, para wanita melakukan kegiatan apa saja bersama-sama. Mereka akan terus menerus berbicara untuk membangun ikatan. Tidak ada satu halpun yang membuat mereka tidak bisa bebas bicara Berbeda dengan lelaki. Saat berburu mereka akan saling diam. Ini dilakukan supaya si mangsa tidak terkejut. Dengan kata lain sepanjang hari mereka bercakap-cakap lebih sedikit dibanding cewek Baiklah anda sudah tau rahasia masa lalu nenek moyangnya nenek moyang kita. Sudah saatnya kita kembali ke Masa Depan. Ok! anda sudah kembali :) Tapi Tunggu-tunggulah dulu Pasti anda berpikir ilustrasi diatas adalah sebuah “Lelucon konyol dari bajak laut“. Sayang sekali ini Ilmiah Sodara-Sodara….saya ambil dari buku karangan Barbara & Allan Pease. Bahkan menurut Institute of Psychiatry london. Otak seorang wanita dapat menghasilkan 6.000 – 8.000 kata yang dapat diucapkan setiap hari. Bandingkan dengan pria yang hanya 2.000 – 4.000 kata perhari

Selasa, 07 Februari 2012

Kenapa Pria dan Wanita Jatuh Cinta

Pada artikel cinta ini saya sedang tidak berbicara kesalahan cinta yang harus dihindari, Tapi adalah lebih menekankan kenapa kita jatuh cinta. Mengapa pria jatuh cinta dan mengapa wanita jatuh cinta. Sebelumnya kita bahas saja dahulu perbedaan dasar antara sifat wanita dan sifat pria. Karena ini saling berhubungan dan supaya artikel ini terlihat lebih keren : Sifat Wanita itu memiliki kecenderungan untuk saling sayang menyayangi, lebih diperhatikan, terlihat lebih cantik, suka berlindung(Ini kenapa wanita suka dipeluk), dsb. Sedangkan… Sifat pria itu adalah ingin tekenal, berkuasa, dominan terhadap pasangannya, suka memaksa dan melindungi daerah kekusaannya( dalam dunaia modern bisa pekerjaan, prestasi dsb). Saat wanita ditanya , mengapa dia jatuh cinta. Dia juga tidak akan bisa menjawabnya. Paling-paling juga ngeles karena cocok, cinta, se
neng, happy! halah itu omong kosong untuk menutupi ketidaktahuannya mengapa dia jatuh cinta. Mengapa? Karena Jatuh cinta adalah perasaan yang tidak dapat dikendalikan dan terjadi begitu saja. Dengan kata lain ini adalah masalah naluri. Seganteng apapun anda sebagai seorang lelaki, jika si wanita tidak ada naluri cinta terhadap anda ya percuma aja. Tapi tidak jika si wanita jatuh cinta…Sehebat apapun dia berusaha melawan jatuh cinta, itu hanya akan membuat tubuh, pikiran dan hatinya menjadi tersiksa. Yang bisa dilakukan wanita yang sedang jatuh cinta adalah terus mencintai kekasih prianya. Begitu juga halnya yang terjadi jika pria jatuh cinta. Nah! Menurut penelitian 80% wanita mengambil keputusan berdasarkan emosi. Terbalik dengan pria yang mengambil keputusan berdasar logika sebanyak 80%. Itulah kenapa wanita tidak tertarik terhadap sifat pria yang berusaha merayu menggunakan logika. Maksudnya begini….. adalah hal konyol jika anda membelikan wanita dengan perhiasan mahal, sepatu seharga ratusan dollar, atau selalu memujinya berlebihan. Dan berharap dengan segudang kebaikan itu membuat wanita jatuh cinta. Itu hanya akan membuat si pria jatuh cinta berlebihan tapi akan semakin mengecilkan kesempatan anda(pria) bersamanya. Itu sama saja menyamakan cinta dengan uang. Cinta bagi seorang wanita bukanlah logika, melainkan perasaan(emosi). Jika ingin membuat wanita jatuh cinta…selalu pegang teguh hal ini : Pria yang selalu memutuskan, memuji wanita lalu mengejeknya sedikit, Selalu beri perhatian sedikit demi sedikit, sedikit bersifat egois. Nggak Percaya ini akan membuat wanita jatuh cinta??

Beda Otak Pria dan Wanita

Wanita lebih bisa mengingat banyak hal secara detail dibandingkan dengan pria. Tak hanya secara fisik pria dan wanita berbeda. Dalam berpikir pun ada perbedaan yang khas. Bisa jadi karena otaknya yang berbeda. Michael Gurian dalam bukunya What Could He Be Thinking? How a Man's Mind Really Works, menjelaskan perbedaan antara otak pria dan wanita. Menurutnya, otak pria cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih komplek sehingga membuat pria memiliki kemampuan unik dalam hal tertentu, misalnya perancangan, pengukuran, dan manipulasi benda-benda fisik. Diketahui pula bahwa kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri - kanan (corpus collosum) pada otak pria ternyata lebih kecil seperempatnya dibandingkan dengan otak perempuan. Hasilnya, kebanyakan pria menggunakan belahan otak kanan, sedangkan wanita bisa memaksimalkan kedua belahan otaknya. Inilah yang menyebabkan perempuan bisa lebih banyak bicara dibandingkan dengan pria. Perbedaan juga menyangkut kandungan hormon. Otak perempuan terbukti lebih banyak mengandung serotonin yang membuat wanita lebih kalem, sedangkan pria lebih cepat naik pitam. Otak wanita juga memiliki lebih banyak oksitosin, zat yang berperan dalam mengikat manusia dengan manusia lain atau benda-benda. Dua hal tadi jelas mempengaruhi kecenderungan pria yang lebih kerap bertindak dahulu ketimbang bicara. Masih ada lagi perbedaan otak pria dan wanita: pusat memori (hippocampus) otak wanita lebih besar ketimbang milik pria. Ini menjawab pertanyaan mengapa pria lebih mudah lupa sedangkan wanita bisa mengingat banyak hal secara detail.